Rabu, 29 Desember 2010

Internet dan Kesehatan

Kemajuan teknologi yang sangat pesat memacu perkembangan peradaban manusia dalam banyak hal, dan internet adalah penggerak yang benar-benar tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia jaman sekarang. Hal tersebut tidak dapat terelakkan karena internet memberikan kemudahan tanpa batas untuk manusia dalam melakukan banyak hal tanpa mengenal batas jarak dan waktu. Semua ada di ujung jari, dan banyak hal bisa berubah hanya dengan satu klik.

Penggunaan internet seperti pedang bermata dua. Di satu sisi memberikan manfaat dengan memudahkan penggunanya untuk mengakses data dan hal-hal lainnya, tapi  di satu sisi juga memiliki dari beberapa dampak buruk. Secara umum, ada empat bidang kesehatan dalam hidup kita yang bisa dijangkiti penyakit oleh internet. Kesehatan pertama adalah menyangkut kesehatan alam atau lingkungan, disusul dengan kesehatan fisik, sosial dan juga psikologi di urutan berikutnya.

Untuk menjaga hal-hal tersebut agar tetap seimbang, ikuti beberapa langkah berikut :


Pertama
Yang perlu dilakukan paling awal adalah membuat jadwal mengakses internet. Dalam hal ini, kita disarankan untuk membuat jadwal yang wajar, sehingga tidak akan lalai pada kewajiban kita akan tugas-tugas yang lain.

Kedua
Usahakan untuk selalu mencatat hal-hal atau informasi yang kan kita cari dan perlukan segera. Jangan mampir ke situs-situs yang sebenarnya tidak anda butuhkan infonya saat itu. Hal tersebut hanya akan mengalihkan konsentrasi dan memakan lebih banyak waktu lagi.

Ketiga
Komunikasi dengan orang-orang di dunia nyata juga penting. Memang benar bahwa kita bisa berkomunikasi dengan manusia lewat internet dan bergabung dalam jejaring sosial. Tapi, hakikat sebagai makhluk sosial tak dapat dielakkan. Kita butuh waktu dimana kita bisa berkumpul dengan teman-teman dan orang-orang di sekitar kita untuk berbagi pengalaman, cerita dan banyak hal lainnya. Mengisolasi diri dari dunia luar dan berpikir bahwa bergaul bisa dilakukan lewat dunia maya semata akan menimbulkan stres berkepanjangan dan pada akhirnya mengganggu emosi kita.

Keempat
Untuk menambah keefektifan aktifitas kita dalam mencari informasi lewat internet, penggunaan software untuk mempercepat kinerja dan meningkatkan performa web broswer yang kita gunakan akan sangat disarankan.

Kelima
Jangan lupa untuk beristirahat selama minimal sepuluh menit untuk setiap satu jam berinternet. Jangan sampai menunggu badan terasa pegal. Sekali waktu, kita perlu menatap objek yang jauh untuk mencegah dampak yang membahayakan berupa stres otot lensa mata. Hal ini terjadi karena kontraksi lensa akibat terlalu lama berada didepan layar dalam waktu yang relatif lama.

Gunakan internet dengan bijak. Mulailah menggunakan internet yang menyehatkan dari sekarang.


Sumber: http://goo.gl/izihb

Tips Internet Sehat dan Aman untuk Anak

Mereka adalah generasi digital, yang terlahir dan hidup dalam dunia digital 
sebagai bagian keseharian, gaya belajar, serta berinteraksi sosial.
Selain membawa sejuta manfaat, internet juga membawa banyak hal negatif, seperti pornografi, perjudian, kekerasan, rasialisme, serangan virus yang mencuri atau merusak data, serangan e-mail sampah, penipuan, pelanggaran privasi, hingga pelecehan seksual.
"Semua pihak memiliki andil dalam membantu, menyediakan internet yang aman dan nyaman untuk anak," kata Donny BU, blogger dan aktivis ITC Watch dalam talkshow bertajuk "Protecting Children and Youth In Cyberspace" untuk memperingati hari telekomunikasi dan informasi sedunia di Jakarta, Kamis (28/5).
Donny mengatakan, berdasar hasil riset yang dilansir TopTenReviews, setiap detiknya lebih dari 28.000 pengakses pornografi di internet dengan total pengeluaran lebih dari 3.000 dollar AS. "Jika kita mencari kata kunci 'sex' di Google, akan muncul 662 juta situs, 568.881 video, 157 juta gambar, dan 111.057.569 blog. Jadi, bisa dibayangkan bahaya untuk anak," katanya.
Menurut Donny, ada beberapa tips untuk mencegah hal-hal negatif dari internet terhadap anak. Pertama, dampingi anak di bawah umur selama mengakses internet."Tempatkan komputer di ruang yang mudah diawasi serta beri pembatasan waktu menggunakan internet," ucapnya.
Kedua, ajarkan perilaku internet yang sehat kepada anak. Jelaskan secara gamblang, aturan penggunaan internet di rumah.
Ketiga, orangtua harus ikut masuk ke dalam interaksi anak di dunia maya, misalnya berteman dalam Facebook anak dan selalu mengontrol aktivitas anak dalam Facebook. "Cek siapa saja teman-teman anak. Sebaiknya anak diberi HP yang tidak ada fasilitas internet," ucapnya.
Selain langkah di atas, kata Donny, pencegahan dapat juga dilakukan dengan memasang software pengaman yang akan membatasi anak untuk tidak mengakses situs atau gambar yang tidak layak. "Software bisa download di situs www.k9webprotection.com dan www.kidrocket.org," katanya.


Sumber: http://goo.gl/zGih9

Trik Bijak Mengawasi Aktivitas Online Anak


Internet Sehat dan Aman; Tidak ada cara yang lebih baik dalam mengamankan anak dari ancaman dunia maya selain mengedukasi mereka dengan segudang informasi tentang bahaya dan risiko yang mengintai mereka di internet.
Memang ada software parental control yang menawarkan solusi efektif untuk memonitoring aktivitas anak saat online. Namun tools ini hanyalah sebagai alat bantu dan seharusnya tidak dijadikan ‘satpam’ pengganti orang tua. Tidak serta merta dengan menggunakan software ini, menginstalnya di komputer lalu mengamati aktivitas anak dari jarak jauh, maka anak dijamin aman dari ancaman dunia maya.
Ingatlah bahwa ngenet tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer. Di jaman yang makin canggih ini, anak juga berinteraksi dengan orang lain lewat ponsel yang sudah terkoneksi internet, atau mengakses Facebook dan Twitter dari PC sekolah atau komputer di rumah temannya. Kalau sudah begini, maka software parental tidak akan berguna.
Ada kalanya anak yang sudah menginjak remaja tidak suka jika orangtuanya memata-matai aktivitas onlinenya. Memakai software parental control adalah lain hal, coba lakukan cara lain yang lebih bijak seperti yang dipaparkan berikut ini. Tentu saja, trik-trik di bawah ini tidak semuanya harus diterapkan, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan usia anak.
1. Jadilah Temannya di Facebook
Cara pertama, buatlah kesepakatan dengan anak Anda bahwa jika ia ingin membuat akun Facebook maka ia harus berteman dengan Anda selaku orangtuanya, bisa ibu dan/atau ayah. Aturan ini tidak bisa dinego. Jika anak menginginkan membuat akun Facebook maka ia harus setuju dengan aturan ini.
2. Berteman dengan Orangtua Teman Anak
Bentuk perkumpulan dengan para orangtua anak yang lain, yang notabene bersahabat dengan anak Anda. Dengan begitu, Anda akan mengetahui lebih banyak tentang orang tua teman anak Anda tersebut dan tingkat tanggung jawab mereka terhadap anak. Ingatlah bahwa buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
3. Tempatkan PC di Area Terbuka di Rumah
Secara psikologi, anak akan memperlihatkan sikap canggung dan merasa tidak aman jika ada orang lain yang bisa leluasa melihat apa yang mereka lakukan di depan komputer, apalagi jika ia membuka situs yang aneh-aneh (tidak pantas). Jika anak online menggunakan laptop, buat aturan bahwa ngenet tidak boleh dilakukan di kamar tidur sehingga Anda bisa tetap mengontrol aktivitas anak di internet.
4. Awasi Twitter, Facebook, YouTube dan Foto
Kejadian buruk seperti cyberbullying (aksi pelecehan via internet) tidak hanya terjadi di Facebook. Cobalah awasi foto-foto apa saja yang diposting anak, apa yang mereka baca di internet, apa yang mereka tweet dan retweet, apa yang mereka lihat di YouTube.
5. Cek Isi Ponsel secara Random
Jika memungkinkan, cek isi ponsel anak Anda secara random. Periksa foto dan video apa saja yang ada di dalamnya, jam berapa anak sms-an dan menerima sms, apakah ada yang mengancam anak Anda, dan lain-lain. Anak akan menunjukkan gelagat yang mencurigakan jika di ponselnya terdapat gambar, video, ataupun pesan aneh sehingga akan berusaha menolak jika orangtua ingin melihat isi ponselnya.
6. Cek History Browser
Sama seperti ponsel, jika memungkinan cek history log browser yang digunakan anak Anda. Kalau anak menghapus jejak mereka ber-internet agar tidak dicurigai orangtua, maka Anda perlu lebih waspada mengawasi aktivitas yang dilakukan anak saat online.
7. Buat Aturan Waktu
Ini berlaku untuk ponsel dan komputer. Sama halnya memberlakukan aturan bahwa tidak boleh menonton televisi jika belum mengerjakan pekerjaan rumah (PR), selama jam makan malam atau setelah jam 9 malam. Aturan serupa hendaknya juga diberlakukan untuk ponsel dan internet.
8. Hari Bebas Ponsel/Internet
Jika perlu, buatlah kesepakatan tentang hari bebas ponsel/internet, bisa seharian atau beberapa jam saja. Cabut steker listrik komputer atau modem. ‘Sita’ ponsel Anda dan anak Anda, jauhkan sejenak saat keluarga sedang melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti bermain di halaman rumah, berenang dan sebagainya.
9. Jadilah Sahabat
Orang tua harus rajin berdialog dengan anak tentang bahaya predator dan cyberbully, risiko berbagi foto dan pesan yang bersifat cabul, pentingnya pengaturan privasi. Biarkan mereka tahu mengapa Anda melakukan semua ini, jelaskan alasan-alasannya secara gamblang dan jangan lupa beri kesempatan kepada anak untuk menyuarakan keberatan atau masalah mereka. Jangan ragu untuk berkompromi, namun harus tetap berpegang teguh pada aturan-aturan yang Anda anggap penting.
Sebagai orang tua, kita tidak bisa terus-menerus mengawasi anak kita seiring mereka semakin dewasa dan mandiri. Jika kita ingin mendapatkan kepercayaan dan anak berterus terang kepada kita, mulailah ajak anak berdialog sedini mungkin dan tunjukkan kalau kita mempercayai mereka.



Sumber: http://goo.gl/sczOU

Sembilan Tips Ber-Internet Sehat

Dalam beberapa hari terakhir isu Internet dan jejaring sosialnya membetot pro-kontra. Beberapa remaja putri dikabarkan hilang dan diculik setelah bertemu dengan teman barunya melalui situs jejaring sosial. Begitu merusakkah Internet? Tentu tidak.

Internet adalah sebuah alat yang tergantung bagaimana dan untuk apa kita menggunakan alat itu. Berikut ini sembilan tips berinternet sehat bagi remaja yang direkomendasikan oleh komunitas Internet Sehat (www.internetsehat.com).

Pertama, ingatlah meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika kamu sedang menggunakan Internet atau chatting, berhati-hatilah. Kamu tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) – nya adalah “19/f/jkt” (baca: umur 19 tahun, female/perempuan, berlokasi di Jakarta) dan bersekolah atau berkuliah di suatu tempat, sebenarnya adalah “40/m/anywhere” dan pengangguran, alias sama sekali bukan orang yang kita bayangkan atau kita imajinasikan.

Kedua, janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di Internet yang menarik perhatianmu. Di Internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain. Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.

Ketiga, tidak ada satupun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kamu kepada orang lain di Internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama kamu, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru kamu kenal di Internet. Percayakan pada insting kamu, jika seseorang membuat kamu tidak nyaman, tinggalkan saja.

Keempat, curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di Internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemanimu. Mintalah juga agar orang yang akan kamu temui tersebut untuk mengajak temannya. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi ini sesungguhnya adalah cara yang jitu untuk keamananmu.

Kelima, pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika kamu ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.

Keenam, jika kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang kamu tidak kenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah kamu temui atau kenali.

Ketujuh, hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.

Kedelapan, jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di Internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.

Sembilan, jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di Internet. Jika kamu mencoba-coba mencari masalah di Internet, kamu akan mendapatkannya, dan segala sesuatunya akan lepas kendali secara cepat. Kerugianlah yang akhirnya akan kamu dapatkan.



Sumber: http://goo.gl/AY8S1

Alasan Remaja Mudah Terjerat Cyberstalking


Tahukah Anda, remaja adalah korban yang paling mudah terjerat aksi cyberstalking di internet? Dunia maya, bagi anak remaja adalah tempat bermain yang baru bagi mereka; di lain sisi para pedofilia banyak berkeliaran mencari mangsa.
Cyberstalking sendiri merupakan sebuah aksi memata-matai atau menguntit privasi pengguna internet melalui teknologi termasuk komputer, ponsel, kamera dan teknologi lainnya. Cyberstalking nantinya bisa berujung pada tindakan pelecehan, rayuan, pesan vulgar atau mengancam, fitnah atau pesan yang tidak diinginkan. Motifnya beragam, mulai dari balas dendam, marah, sekadar iseng atau ingin mengontrol seseorang.
Aksi cyberstalking bisa sangat berbahaya dan menakutkan, terutama bagi anak dan remaja. Hal ini lantaran anonimitas (informasi identitas pribadi seseorang yang tidak diketahui) di Internet memberikan peluang bagi para penguntit (stalker) untuk berkeliaran bebas menjalankan aksinya. Cyberstalker (pelaku cyberstalker alias penguntit) bahkan sering melakukan tindakan ekstrim karena mereka merasa tidak dapat ditangkap dan/atau dihukum karena sulit dideteksi.

Cyberstalker juga bisa melakukan beberapa hal di bawah ini:

* Mengawasi aktivitas online korban via spyware (yaitu program yang dirancang untuk memata-matai komputer atau ponsel seseorang secara jarak jauh);
* Melacak lokasi korban menggunakan teknologi GPS;
* Mencegat panggilan ponsel atau SMS seseorang;
* Berkedok sebagai korban;
* Mengawasi dan menonton aktivitas korban lewat kamera tersembunyi.

Lalu mengapa remaja mudah terjebak cyberstalking? Ini dia beberapa alasannya:

1. Terlalu mudah mengungkap informasi pribadi
Orang dewasa umumnya lebih sadar terhadap kejahatan pencurian identitas dan isu-isu keamanan online, sementara remaja cenderung kurang aware dan mudah mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat rumah, nama sekolah, kegiatan, perasaan, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, bahkan memajang foto-foto secara sembarangan. Ini menempatkan mereka pada posisi yang berisiko lebih tinggi untuk cyberstalking dan juga cyberbullying.

2. Adanya tekanan sosial
Remaja adalah sosok anak yang dalam tahap perkembangan dan sedang mencari jati diri. Wajar bila emosinya pun belum stabil dan mudah terpengaruh orang lain. Adanya tekanan sosial dari temannya di dunia nyata dapat menyebabkan seorang remaja mencoba mencari pelarian di internet. Bisa jadi, yang tadinya berteman baik saat ini (sering bertukar pesan, foto, dan info pribadi lainnya), esok harinya justru menjadi musuh. Hubungan dinamis ini dapat menyebabkannya terjerumus cyberstalking dan cyberbullying.

3. Kurang komunikasi
Kurangnya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak atau sikap orangtua yang diktator dan tidak mau bersahabat, membuat anak takut untuk bercerita ini itu kepada orangtua. Walhasil anak akan mencari perhatian dan pelarian untuk curhat dengan teman baru yang dikenalnya di internet. Perlu diketahui, cyberstalker diam-diam sering memata-matai percakapan di ruang chatting untuk mencari mangsa baru. Mereka ini sangat cerdik dan tahu bagaimana cara untuk bisa menyamar sebagai “teman” anak Anda dan tahu persis bagaimana memanipulasi emosi anak Anda.
Sebuah survei yang baru-baru ini digelar menunjukkan bahwa 69 persen dari remaja yang sedang online mengaku mendapat pesan pribadi dari seseorang yang mereka tidak kenal. Lima puluh persen remaja yang memasuki ruang chatroom mengatakan mereka telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing, termasuk nomor telepon, alamat dan dimana mereka bersekolah. Dan 73 persen dari permintaan seksual online terjadi ketika menggunakan komputer di rumah. Dalam kasus terburuk, cyberstalker memikat anak untuk mau melakukan pertemuan rahasia, di mana mereka mengalami pelecehan seksual dan bahkan dibunuh. Menurut Pusat Kehilangan dan Eksploitasi Anak di Amerika, dua dari setiap lima remaja berusia 15-17 hilang diculik sehubungan dengan aktivitas Internet.

Siapa Lagi yang Berisiko?
Remaja bukan satu-satunya yang berisiko menjadi korban ketika mereka membeberkan detil informasi pribadi kepada teman yang tidak mereka kenal di internet. Dengan memberikan informasi seperti alamat rumah, pekerjaan orangtua, rencana liburan keluarga, dan foto-foto, mereka justru akan membuat semua orang yang ada dalam rumah Anda ikut berisiko menjadi korban.
Sebagai contoh, seorang remaja di New York membeberkan liburan tahunan keluarganya menggunakan situs jejaring sosial MySpace, Twitter dan Facebook. Tanpa sadar ini memberikan peluang bagi para pemangsa untuk merampok rumah mereka. Untungnya hanya barang berharga saja yang hilang, tapi ternyata nyawa manusia juga dipertaruhkan.


Sumber: http://www.facebook.com/notes/internet-sehat/3-alasan-mengapa-remaja-mudah-terjerat-cyberstalking/476417199008

Jumat, 24 Desember 2010

Dampak Pornografi bagi Perkembangan Anak

Stop Pornografi



Oleh: Herlita Jayadianti

 
“Ma…, adik semalem nonton TV ada perempuan sama laki-laki ciuman, brarti adik juga boleh dong ma, ciuman sama temen adik yang perempuan…, kata TV-nya itu tandanya sayang…lho Ma”

Yah, kok tante itu pake rok pendek banget, biar gak panas ya? Adik mau donk yah dibelikan rok yang pendek kayak tante itu…, cantik ya yah..”Pokoknya besok beliin ya…"

Prihatin, itu satu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saya ketika secara tidak sengaja mendengar celoteh anak-anak balita disalah satu tempat bermain anak di Jogjakarta. Baru dua anak lho yang saya dengar, bagaimana dengan jutaan anak yang lain ? Bagaimana juga jika mereka terlahir dan berada ditengah keluarga yang belum siap memberikan jawaban yang tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka ? Duh, di mana perlindungan buat makhluk-makhluk mungil nan polos ini, mahkluk tanpa dosa yang belum matang secara fisik, mental, maupun sosial, selain juga masih sangat rentan, tergantung dan dalam masa perkembangan. Belum hilang rasa prihatin saya, keesokan harinya datang seorang Ibu dengan wajah yang bingung lalu mengalirlah unek-unek yang selama beberapa hari ini dipendam sendiri.

” Mbak anak saya tuh kemaren kedapetan nonton film porno, saya sendiri yang lihat mbak, wah sedih, marah, bingung, semua campur mbak, abis baru TK besar, usianya aja belum 7 tahun, katanya diajak omnya yang juga masih SD, yang buat saya mau pingsan ternyata tidak hanya sampai situ mbak, anak saya dengan polosnya bilang pernah ”dipegang-pegang”sama om-nya ketika habis nonton.” lalu Ibu itupun tidak bisa lagi berkata-kata dan menangis.

Ternyata pornografi apapun bentuknya mau lewat media yang masih sangat tradisional sampai tercanggih sekalipun, langsung dilihat ataupun lewat media, tetap satu hasilnya ” merusak moral anak bangsa”
Apa saja sih, dampak negatif dari tayangan pornografi bagi perkembangan anak usia dini?

1.  Pelecehan seksual
Setelah melihat tayangan pornografi, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari cara untuk melampiaskan dorongan seksnya. Nah, anak usia dini adalah individu yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual, apalagi di Indonesia sendiri pendidikan seks untuk anak bagi sebagian besar orangtua masih tabu dan belum waktunya diberikan. Hasilnya anak sering menjadi korban pelampiasan seks oleh orang di sekitarnya terutama yang dekat dengan anak, seperti kasus diatas ternyata pelecehan dilakukan sendiri oleh om korban. Selain karena mudah dimanfaatkan, anak juga tidak tahu bahwa organ vital seharusnya tidak boleh ditunjukkan pada orang lain.

2. Penyimpangan seksual
Anak balita atau anak usia dini yang belum waktunya sudah melihat adegan atau tayangan hubungan intim suami istri atau tayangan –tanyangan porno lainnya, dan tidak ketahuan orangtua sehingga tidak langsung diberi pemahaman (dengan bahasa yang mudah dipahami anak tentu saja) ketika dewasa kelak bisa mengalami penyimpangan seksual, karena yang ada dalam benak anak adegan itu jorok, sakit,  seram dll.

3.  Sulit konsentrasi
Bagaimana bisa konsentrasi kalau yang ada dalam pikiran anak adalah pikiran-pikiran kotor? Belum lagi kalau anak belum paham sehingga yang ada dalam otak anak adalah berbagai pertanyaan seputar adegan atau tayangan porno yang baru dia lihat. Ingat lho, ini konteksnya anak usia dini. Mana ada sih anak balita yang paham dengan adegan porno?  Yang bahaya lagi, kalau sudah tertanam dalam otak maka untuk menghapus akan sangat sulit. Kenapa ? Karena seks merupakan kebutuhan dasar manusia. Anak yang sudah menemukan kenikmatan seks sebelum waktunya dan tertanam secara mendalam dalam pikirannya akan sulit untuk dihilangkan. Kasihan kan padahal masa depannya masih panjang, masih banyak dibutuhkan konsentrasi-konsentrasi dalam hidupnya.

4. Tidak percaya diri
Anak bisa saja jadi tidak percaya diri, kenapa? Karena frame yang dia lihat dari maraknya tayangan TV atau bahkan lingkungan di sekitarnya, ” kalau mau cantik dan punya banyak teman ya harus berpakaian terbuka ”, ” kalau berpakaian tertutup kuper gak gaul, ndeso ”. Besok-besok anak akan muncul PD-nya ketika berpakaian minim dan terbuka.

5. Menarik Diri
Anak yang mengalami pelecehan seksual atau kekerasan seksual biasanya cenderung menarik diri, tertutup dan minder. Apalagi kalau orangtua tidak segera mencari bantuan psikolog dan cenderung menyalahkan anak, memarahi atau menggunakan kekerasan. Di masa depan bisa saja kemudian anak akan sangat membenci orang dengan jenis kelamin tertentu karena mengingatkan pada kejadian seram masa kecilnya.

6. Meniru
Ingat lho anak usia dini adalah peniru ulung. Apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari orang dewasa dan lingkungannya akan ditiru. Anak kan belum tahu mana yang benar atau mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, yang mereka tahu orang dewasa adalah model atau sumber yang paling baik untuk ditiru. Bisa dibayangkan kan kalau isi tayangan TV, adegan porno di internet, HP, kelakuan orang-orang di tempat umum yang tidak bermoral ditiru mentah-mentah oleh anak ? Wah saya saja tidak berani membayangkan. So, lindungi putra dan putri kita dari pornografi.


Sumber: http://bapakethufail.wordpress.com/2008/10/22/dampak-pornografi-bagi-perkembangan-anak/

Langkah untuk Melindung Anak-anak dari Pornografi Internet

safeinternet-logo
Ceriakan Anak-anak Kita

Berikut Tips 6 langkah untuk melindungi anak-anak dari pornografi internet :
  1. Pasang perangkat lunak Internet Content Filter. Jika perangkat lunak mengijinkan untuk pengaturan berbeda untuk setiap pengguna, disarankan untuk memblokir semua chat room untuk anak-anak di bawah 16. Juga disarankan untuk memblokir program file sharing seperti Kazaa, Limewire, BearShare, dll.
  2. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang terbuka, gunakan layar yang mudah terlihat ketika kita lewat.
  3. Buat janji/ikrar keluarga, dan tempelkan pada semua komputer atau notebook yang kita miliki. Review dengan anak kita dan buat mereka menandatanganinya.
  4. Kenali apa yang dilakukan oleh anak-anak kita:
    • Review history dari Internet Browsing. Untuk sebagian besar web browser, kita dapat menekan tombol Ctrl dan tombol H secara bersamaan atau klik tombol History  di web browser. Selain itu, sebagian besar Internet Content Filter memiliki fitur yang memungkinkan kita tahu situs apa yang telah dikunjungi, dan tidak dapat terhapus oleh anak-anak yang paham teknologi sekalipun.
    • Periksa file dokumen terkini yang ditransfer atau yang diakses pada disk.
    • Usahakan surfing bersama-sama dengan anak-anak,  untuk belajar bagaimana mereka menggunakan web. Mengenali situs apa yang disenangi mereka dan bagaimana mereka berinteraksi secara online.
    • Ubah homepage default milik anak kita(halaman utama pada saat pertama kali membuka web browser).
  5. Belajarlah selalu mengenai masalah keamanan online yang terbaru. Banyak sumber yang bisa dipercaya dan up to date di internet, misalnya di http://www.safefamilies.org.
  6. Jadilah contoh atau teladan. Anak-anak selalu melihat perilaku orangtuanya.  Banyak anak-anak pertama kali mengenal pornografi dari materi dewasa yang diperoleh dari orangtua mereka secara tidak sengaja.  Media yang kita pilih, juga dapat mempengaruhi anak-anak kita. Merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua agar mereka tidak terkena materi pornografi atau materi seksual provokatif lainnya. Ini termasuk dari:
- Televisi dan radio
- Penggunaan Internet
- Majalah dan buku-buku serta komik
- Video dan Game
- Gambar-gambar di ponsel


Sumber: http://www.benisantoso.info/?p=781